THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 23 Desember 2008

MY sweet Memories

My Luph..


http://www.blogger.com/img/blank.gif




luph2 ipa-e






di jogya...


my PoetRY

Pada awalnya tha manjakan imajinasi itu menggelinding kesendirian di atas kertas seraya memberikan keramahan kepada tinta yang menyemburkan kata2 di runcing pena.. hingga akhirnya tersimpul gagasan pada gugusan yang bernama puisi..
nah..ini salah satu perenungan tha...kerinduan tha kepadaNYa yang memuncak dengan segala nista tha yang tak kan pernah sebanding dengan keagungan dan kasih sayangNYa kepada tha..



PELABUHAN


milikMulah pelabuhan itu :
aku harus bersandar melabuhkan sampan
setelah lelah menjalani waktu
karena tak ada lagi yang bisa kujala
dan angin yang ku yakini sebagai pelantara
telah menggugurkan putik impianku

perkenankan kehadiranku
perkenankan aku bersandar dipelabuhan-Mu
karena rinduku pada dasar laut-Mu
yang biru kehijauan itu ada yang ingin kueja
pada lokan, kerang dan teripang
yang dihempas ombak di bukit karang
tiada mengerang

meski dengan bercak daki pada baju
bersandar dipelabuhan-Mu
ku harap lumut-lumut
yang berkerak di sampanku
kan terasah di pelabuhan-Mu
yang agung itu..




ehem.. saat tha lagi fall in Lov3..


kASmARaN

kasih..
ku palung cintamu dengan buah kasih yang ranum
perjalanan telah melepas tanjung
merah cintaku sepekat lembayung

pelabuhan tempat pulang dan melabuhkan impian
tiang tempat bersandar
dan melajukan sampan kehidupan
bagai sepasang bunga kemesraan
yang masih bermekaran
pada desiran buih-buih kerinduan

hati ini selalu menunggu
hingga kau pulang kehadapku dengan sejuta harapan
dan kesetiaan yang engkau jaraskan pada impian
tak kan goyah saat topan menjelma ujian
tak senoktah cakar terlayukan

sayangku..
engkaulah yang mencairkan beku
pada tapakan semu

percayalah..
apapun yang terjadi
cinta kita tak kan luntur di telan waktu
bagai pelabuhan yang bercahayakan rembulan
dimana mawar-mawar cinta kita
bersemi..
bertaburan..




for someone..
D E N D A M

bagaimana mungkin aku diam?
sebelum saatnya aku gugur
kau teriakkan kekalahanku
dan engkau tersenyum diatas luka-luka
yang kubawa dari ufuk senja

bagaimana mungkin aku diam?
kesendirian menahan perih ini
bukanlah tuntutan manusiawi
karena tuhan menitipkan hati
lubuk luapnya rasa pada diri

bagaimana mungkin aku bisa diam?
sekali kau datang
kau tebar duri karang


T A K D I R D A N W A K T U

kalau ditanya
berapa lama
jarak waktu
sesudah sembilu
tangis membeku

maka jam
tiada pernah menjadi begawan
menjemput takdir penentu akhir

waktu akan di terjemahkan laku
kemana takdir kan berlagu...


P E R T E M U A N

di kotaku..
aku bangun sendiri terluka
tempat mengeja kata
yang di rajut dengan alang-alang kehidupan

di kotaku..
aku mainkan sendiri
lengking seronen sapi kerapan
agar hentak pacak melawan waktu

semakin jauh mendaki terjal batu
ku mamah akar sunyi yang berbias duri
sambil aku menjala pada tautan diri

dan yang aku tahu,
sapaan yang tuk ku kembali
adalah bayanganku sendiri

i lupH Chemistry


Islam mengajarkan kepada Qta untuk mencintai sains, maka seyogyanya manusia selaku makhluk ilahi yang berakal, haruslah dapat mencurahkan segenap potensi untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi serta isinya dengan seluruh keteraturan dan ketelitiaqn penciptanya. sebagaimana firman Allah SWT ;
"Katakanlah: Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi dan tidak berguna keterangan-keterangan dan ancaman bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS Yunus : 101)
nah kawand.. jelas bukan bahwa menuntut ilmu itu Wajib..!! oC^_^




CHEMISTRY ArouNd US..!
yupz..! ini yang bikin tha tergelitik untuk mendalami subject ni.. sebab everytime N everywhere, Qta gag bisa lepas dari hal2 Chemi5t..DAri pakaian yang Qta pakai.. sabun.. Air yang Qta minum.. Sampai udara yang Qta hirup merupakan zat Qmia.. ^^ dan berbagai fenomena2 kimia nan unik di sekitar qta yang mungkin tak terlintas di benak qta.so..Qmia menjadikan Qta untuk selalu berfikir kritis N peka terhadap alam sekitar.


TAK KENAL MAKA TAK SAYANG..
dasar dalam ilmu Qmia adalah AtOm.. temend2 dah pada tau khan?? hu um.. Atom.. adalah substansi terkecil dari suatu materi. Atom dalam Bahasa Yunani adalah άτομος atau átomos yang berarti "tak terbagi". dalm perkembangannya, Atom pertama kali ditemukan oleh Dalton. kemudian, fisikawan inggris, Joseph Jhons Thomson berdasarkan penemuan perbandingan e/m (e = muatan elektron; m = massa elektron), Thomson mengemukakan teorinya" bahwa,
"Atom mempunyai muatan positif yang terbagi merata ke seluruh isi atom, dan dinetralkan oleh elektron yang tersebar di antara muatan listrik positif ® (seperti roti kismis).
sekian lama, muncul teori baru dari Ernst Rutherford yang melakukan percobaan dengan menembakkan partikel a ke arah lempeng emas, sehingga dapat menyimpulkan: Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang berputar pada lintasan-lintasan tertentu ® (seperti susunan tata surya). namun teori Atom Rutherford ini memiliki berbagai macam kelemahan.. yaitu;
1. elektron dapat "runtuh" ke inti atom karena dipercepat dan memancarkan energi.
2. spektrum atom hidrogen berupa spektrum kontinu (kenyataannya spektrum garis).
teori selanjutnya adalah model atom BOHR; Berdasarkan model atom Rutherford dan teori kuantum, Neils Bohr mengemukakan teorinya bahwa;
1. Elektron hanya dapat mengelilingi inti atom melalui lintasan-lintasan tertentu saja, tanpa membebaskan energi. Masing-masing lintasan hanya dapat dilalui elektron yang memiliki momentum anguler kelipatan bulat dari h/2p.
m . v . r = n . h/2p
2. Elektron akan mengalami eksitasi (pindah ke lintasan yang lebih tinggi) atau ionisasi jika menyerap energi, dan transisi ke lintasan yang lebih rendah jika memancarkan energi foton.
namun ternyata Teori Borh ini juga memilikibeberapa kelemahan, antara lain;
1. Tidak dapat menerangkan atom berelektron banyak
2. Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum atom (kelemahan ini dapat diperbaiki oleh Zeeman, yaitu setiap garis pada spektrum memiliki intensitas dan panjang gelombang yang berbeda)
3. Tidak dapat menerangkan kejadian ikatan kimia
Atom ini sangat unik. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa elektron dalam atom dapat berpindah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lebih rendah, atau bahkan sebaliknya yang di sebut efek fotolistrik. tiap unsur memiliki elektron yang tidak sama jumlahnya tergantung dari kulit yang melikupi inti aton unsur tersebut. oleh karena kemampuan elektron yang dapat berpinda tempat dan cenderung untuk stabil berdasar kaidah Oktet. maka unsur yang satu dengan yang lain dapat berikatan membentuk persenyawaan. baik secara ionik (elektrovalen), kovalen, maupun secara datif. is it enough??.. hohow.. ternyata tidak, inti atom juga sangat unik untuk Qta pelajari.. Pernahkah kaliyand mendengar istilah Radioaktif atau nuklir?? that`s Right..!! ini akibat reaksi inti dari sebagian unsur yang instabil, seperti Uranium, Radon, dsb. dapat pula melalui reaksi2 fusi (penggabungan) maupun fisi. Bahkan dari inti atom yang kecil ini, jika diberi kecepatan sebesar kecepatan cahaya (E=mC2) dapat menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki..!!!
Subhanallah..!!

CHE Around Us...

Kolom ini memuat artikel-artikel menarik dan aktual yang berhubungan dengan ilmu kimia. Artikel yang dimuat merupakan saduran, ringkasan atau tulisan dari redaksi maupun kontribusi pembaca yang didapat dari berbagai sumber bacaan dan referensi yang tha temukan... Kolom artikel ini diharapkan mampu memperluas sudut pandang kita semua terhadap bidang ilmu kimia.. ^^




Kategori Kimia karbon
Marine Vibrio Pembentuk Senyawa Organik Volatil Aseton
Sumber: Kompas, 29 April 2003

Diketahui bahwa biosfer mengeluarkan sejumlah besar senyawa organik volatil (SOV) ke dalam atmosfer. Beberapa SOV seperti metan, isopren, dan monoter- pen dikeluarkan dari sumber- sumber terestrial dalam jumlah yang cukup besar (jutaan metrik ton) per tahun secara global dan memiliki efek yang cukup penting terhadap kimia atmosfer dan iklim global. Laut merupakan sumber signifikan dari hidrokarbon ringan yang meliputi etan, etilen, propan, dan propilen. Kemungkinan senyawa hidrokarbon tersebut diproduksi oleh fitoplankton.

Saat ini ada kecenderungan yang meningkat untuk menentukan peran aseton dalam kimia atmosfer dan menentukan sumber alami aseton. Aseton ditemukan pada upper troposphere dan lower stratosphere dalam jumlah yang cukup besar dan mungkin merupakan kontributor terhadap pembentukan radikal hidrogen tunggal.

Beberapa aseton ditemukan dalam atmosfer sebagai hasil dari reaksi fotokimia dari hidrokarbon alam, emisi langsung dari sumber-sumber biologik mungkin juga merupakan sumber penting aseton. Oksidasi atmosferik dari berbagai hidrokarbon biogenik seperti 2-methyl-3-buten-2-ol dan berbagai monoterpen juga memberikan kontribusi terhadap produksi sekunder aseton.

Ada beberapa sumber biologik aseton yang telah dikenal. Di antaranya sudah dikarakterisasi dengan baik, yang meliputi dekarboksilasi enzimatik dari asetoasetat pada bakteri tertentu dan dekarboksilasi non-enzimatik dari asetoasetat pada hewan.

Bakteri yang telah dikenal memproduksi aseton adalah berbagai bakteri anaerobik, di antaranya clostridium acetobutylicum yang digunakan untuk memproduksi aseton secara komersial. Bakteri lain adalah bakteri aerobik yang memproduksi sejumlah kecil aseton sebagai metabolic by-product, contohnya adalah beberapa strain Streptococcus cremoris dan Streptococcus lactis bila dibiakkan dalam skim milk.

Strain Brevibacterium linens menghasilkan sejumlah senyawa karbonil volatil termasuk aseton bila dibiakkan dalam larutan casein; pembentukan aseton akan distimulasi oleh asam-asam amino yang meliputi asam aspartat, asam glutamat, dan leusin.

Selain bakteri yang telah disebutkan di atas, bakteri yang telah diisolasi dari air laut oleh Nemecek-Marshall dan kelompoknya dari University of Colorado yaitu Vibrio sp, juga mampu menghasilkan aseton sebagai produk utama bila dibiakkan dalam media yang mengandung L-leusin. Aseton merupakan produk utama pada kultur marine-Vibrio.

Degradasi leusin telah dideteksi pada sebagian kecil bakteri, seperti Pseudomonas aeruginosa yang menggunakan jalur katabolik leusin yang mirip dengan jalur katabolik leusin pada jaringan hewan, di mana leusin akan dikonversi menjadi asetoasetat dan asetil koenzim A (lihat gambar). Pada jaringan hewan, leusin dianggap sebagai asam amino yang bersifat ketogenik karena asetoasetat selanjutnya akan didegradasi secara non-enzimatik untuk menghasilkan aseton.

Namun, yang masih menjadi pertanyaan dan masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut adalah apakah marine-Vibrio menghasilkan aseton secara in situ. Atau apakah aseton yang ditemukan di air laut berhubungan dengan bacterio-plankton sehingga pertanyaan berikutnya, apakah marine bacteria merupakan sumber signifikan dari aseton asmoferik dapat terjawab.

Bakteri dalam Famili Vibrio yang mampu menghasilkan aseton dalam media yang mengandung L-leusin.

(Oleh Rochman Naim Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB)

Kejutan fluoresensi dari buah pisang

Kategori Kimia Pangan

Oleh Soetrisno

Mungkinkah pisang-pisang masak akan menjadi glowstick yang baru untuk klub-klub malam? Buah yang berwarna kuning ini bersinar biru terang dibawah sinar UV, sebuah temuan yang mengejutkan pada peneliti di Austria. Intensitas pancaran sinar biru mencapai puncak pada saat buah ini dalam kematangan sempurna untuk dimakan.

Bernhard Kräutler dan rekan-rekannya di Universitas Innsbruck menemukan fenomena ini pada saat sedang mencari bahan-bahan kimia yang menyebabkan timbulnya warna kuning pada kulit pisang. Mereka mencelupkan pisang-pisang segar ke dalam nitrogen cair untuk mengekstrak senyawa-senyawa tersebut dan kemudian menganalisisnya dengan HPLC. "Kami sangat terkejut karena beberapa diantaranya memancarkan sinar biru," kata Kräutler ke Chemistry World.

Fluoresensi ini, yang tidak ditemukan pada tanaman atau buah lain manapun, tampaknya berasal dari produk-produk penguraian dari klorofil − yang mana dalam buah pisang memerlukan waktu lebih lama dari biasanya untuk dikonversi menjadi senyawa-senyawa yang tidak berwarna. Mereka kemudian menyelidiki kulit-kulit pisang yang masak alami dan masak buatan dibawah sinar ultraviolet dan menemukan pancara sinar biru terang. "Yang paling mengherankan kami adalah bahwa belum ada seorang pun yang melaporkan hal ini sebelumnya," tambah Kräutler.

Pisang masak menyala biru dibawah sinar UV

Klorofil penyerap cahaya berada di balik kimia warna buah tersebut. Klorofil penting bagi pisang untuk tumbuh dan bertanggung jawab untuk warna hijau pada buah pisang yang belum masak. Tetapi jika sudah masak dan siap untuk dimakan, klorofil dengan cepat terurai − menyebabkan warna kuning dari karotenoid menjadi dominan dalam kulit pisang.

Klorofil (kiri) terurai menjadi Mc-FCC-56 fluoresens biru

Peranan di alam

Seperti halnya peranan yang dimiliki zat kimia ini dalam lingkungan, kemungkinan banyak peran-peran lain yang dimiliki. Kräutler berspekulasi bahwa dibawah sinar matahari langsung, fluoresensi biru kemungkinan berkontribusi bagi warna kuning terang yang khas dari pisang, dan memungkinkan untuk ditemukan lebih mudah oleh makhluk-makhluk yang memakannya. Philip Rea di Universitas Pennsylvania, US, juga terkejut dengan temuan ini, tetapi kurang yakin dengan peranan tersebut yang dimiliki oleh senyawa ini di alam. "Banyak hewan pemakan buah yang memakan pisang, misalnya kelelawar buah, yang beroperasi di malam hari." Yang lainnya bergantung pada penciuman, atau memerlukan jarak pandang yang sangat sempit untuk menemukan emisi biru tersebut.

Dugaan lain adalah bahwa senyawa-senyawa fluoresens biru ini bisa memegang peranan biologis, misalnya mengkatalisis reaksi-reaksi tertentu atau mungkin hanya melindungi pisang dari sinar UV yang memungkinkan buah tetap segar dalam jangka waktu yang lebih lama. Tim Kräutler masih terus meneliti dan sekarang ini beralih ke buah-buah lain yang memiliki perilaku serupa dengan pisang.

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/

Kategori Kimia Fisika
Efisiensi Energi dan Exergi secara Optimal dengan Hukum Termodinamika
Oleh Sinly Evan Putra

Sepertinya telah menjadi kodrat manusia di dunia ini apabila sesuatu itu tersedia secara melimpah dan murah, maka penggunaannya pun cenderung boros atau tidak memperhatikan efisiensi. Hal tersebut juga berlaku dalam penggunaan di bidang energi terutama untuk penggunaan jenis energi yang vital bagi manusia dan pembangunan yaitu energi listrik dan bahan bakar minyak (BBM).

Di Indonesia, fenomena diatas pun telah lama terjadi. Selama ini rakyat Indonesia telah dimanjakan dengan biaya listrik dan harga BBM murah, sehingga menimbulkan suatu argumen bahwa energi berada dalam jumlah melimpah. Secara tidak langsung, hal ini telah menumbuhkan perilaku pola konsumsi yang konsumtif/boros dan tidak terkendali dari sebagian besar rakyat Indonesia terhadap penggunaan energi. Akibat dari pemborosan tersebut, Indonesia diprediksi oleh para ahli energi pada kurun waktu 15-20 tahun mendatang akan mengalami krisis energi.

Ditengah prediksi yang mencemaskan itu, maka masalah energi secara umum menjadi krusial untuk disiasati. Berbagai solusi dan alternatif telah ditawarkan oleh banyak para ahli, baik berupa pendiversifikasian energi, penggunaan energi alternatif, ataupun dengan konservasi energi. Secara umum semua solusi yang ditawarkan adalah tepat. Tetapi apabila tidak diikuti dengan adanya efisiensi energi oleh masyarakat, pemerintah ataupun industri, maka semua solusi tersebut bukanlah sebuah solusi pemecahan yang tuntas dan berkelanjutan.

Prinsip dasar dari efisiensi energi adalah menggunakan jumlah energi yang sedikit tetapi tujuan atau hasil yang didapat sangat maksimal. Dalam upaya efisiensi energi ini, kajian kimia dan fisika terutama pada hukum Termodinamika yang membahas masalah energi telah memberikan konsep ilmiah yang berguna dalam upaya efisiensi energi secara tepat guna dan optimal. Namun sayang terkadang para pembuat kebijakan energi di negeri ini sering melupakan tentang fenomena tersebut.

Konsep Efisiensi dalam Hukum Termodinamika

Untuk merancang sebuah perencanaan yang optimal dalam memanfaatkan energi, berbagai konsep telah dikembangkan, yang salah satunya adalah dengan analisis energi dan analisis exergi yang berdasarkan pada hukum Termodinamika. Untuk analisis energi, konsepnya terfokus pada hukum ke-1 Termodinamika sedangkan analisis exergi terfokus pada hukum ke-2 Termodinamika.

Disebutkan dalam hukum ke-1 Termodinamika bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam pendekatan hukum ke-1 ini, strategi efisiensi energi lebih cenderung pada pemanfaatan sumber daya energi secara efisien. Efisien yang dimaksud disini adalah penggunaan sumber-sumber energi disesuaikan dengan kualitas yang dibutuhkan. Dengan menyesuaikan sumber-sumber energi dengan penugasannya sehingga dapat mencegah pemborosan penggunaan energi berkualitas tinggi hanya untuk tugas yang berkualitas rendah. Kelemahan pada pendekatan hukum ke-1 Termodinamika ini terletak pada hukum ini tidak memperhitungkan terjadinya penurunan kualitas energi.

Untuk itu, pendekatan hukum ke-2 Termodinamika telah memberikan konsep efisiensi yang lebih baik. Dalam hukum ke-2 Termodinamika atau dikenal juga sebagai hukum degradasi energi dikemukakan bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang efisien sehingga pastilah akan terjadi penurunan kualitas energi didalamnya. Kualitas energi ini disebut sebagai exergi. Exergi ini dapat ditransfer di antara sistem dan dapat dihancurkan oleh irreversibiltas di dalam sistem. Dalam pendekatan hukum ke-2 Termodinamika ini strategi efisiensi energi yang direkomendasikan adalah pemanfaatan energi secara optimal termasuk di dalamnya pemanfaatan exergi-exergi. Sehingga dalam pendekatan ini diharapkan tidak ada energi dan exergi yang terbuang percuma ke lingkungan.

Dari kedua analisis diatas yaitu analisis energi dan exergi. Diketahui bahwa hasil dari analisis exergi lebih mempunyai dampak secara signifikan dalam upaya efisiensi energi dan exergi secara optimal dibandingkan analisis energi. Beberapa kelebihan analisis exergi dibandingkan analisis energi menurut Agus Sugiyono (2000) adalah (1) lebih akurat dalam membuat desain yang optimal bagi proses industri maupun pembangkit listrik, (2) lebih teliti dalam menentukan energi yang hilang dalam proses maupun yang dibuang ke udara, dan terakhir (3) dapat menentukan kualitas energi. Jelasnya adalah memaksimalkan efisiensi hukum ke-2 Termodinamika akan mendorong strategi yang lebih baik daripada memaksimalkan efisiensi hukum ke-1 Termodinamika.

Contoh sederhana dalam membedakan kedua strategi antara hukum ke-1 dan 2 Termodinamika adalah dalam hal evaluasi penggunaan listrik untuk pemanas ruangan. Pendekatan hukum ke-1 Termodinamika hanya akan memberikan strategi efisiensi energi dengan cara merekomendasikan penggunaan peralatan pemanas ruangan yang efisien. Sedangkan hukum ke-2 Termodinamika menilai bahwa penggunaan listrik untuk pemanas ruangan termasuk dalam kategori pemborosan energi. Hal ini karena energi panas termasuk dalam kategori energi berkualitas rendah. Tugas dan kebutuhan energi kualitas rendah seperti pemanas ruangan ini dapat diperoleh lebih efisien dan murah dengan cara lain.

Di beberapa gedung perkantoran di beberapa negara maju, untuk memanaskan ruangan, energi panas tersebut dapat diperoleh dengan cara menangkap limbah panas yang dipancarkan dari peralatan kantor seperti komputer, mesin photocopy, dan lampu. Beberapa contoh lain yang sejenis dari strategi hukum ke-2 Termodinamika mengenai energi panas adalah dalam hal evaluasi penggunaan water heater (pemanas air), dimana untuk memanaskan air kita tidak lagi perlu menggunakan listrik, tetapi memanfaatkan limbah panas dari mesin Air Conditioner (AC) ataupun contoh lain adalah pemanfaatan limbah panas dari mesin generator listrik berbahan bakar solar untuk memanaskan air di bak mandi. Jadi dalam hal ini energi listrik yang merupakan energi dengan kualitas tinggi tetap dipertahankan untuk melakukan suatu kerja dengan kualitas yang sepadan. Sedangkan energi-energi listrik yang telah terkonversi menjadi energi panas, tidak begitu saja terbuang percuma ke lingkungan, tetapi dimanfaatkan untuk hal lain yang sepadan dengan kualitas energinya. Sehingga dengan cara ini pemanfaatan energi benar-benar dikelola secara optimal.

Lebih lanjut, dalam contoh skala yang lebih besar, semisal dalam suatu kota di pegunungan yang memerlukan kapasitas pemanas ruangan, strategi hukum ke-1 Termodinamika akan terdiri dari (1) penggunaan pemanas listrik yang sangat efisien, dan (2) membangun banyak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Hal yang berbeda akan diberikan oleh hukum ke-2 Termodinamika yang akan terdiri dari (1) identifikasi sumber-sumber energi kualitas rendah dalam struktur lokal yang bisa dipanaskan dan (2) cara-cara menyalurkan sumber-sumber tersebut. Dari kasus-kasus diatas diketahui bahwa memaksimalkan efisiensi hukum ke-2 Termodinamika akan menghasilkan dampak yang lebih baik terhadap penentuan kebijakan di bidang energi.

Sejauh ini, penggunaan analisis exergi yang berdasarkan pada hukum ke-2 Termodinamika ini telah banyak diterapkan di berbagai proses industri maupun di pembangkit-pembangkit listrik. Untuk membuat model dalam analisis exergi ini melibatkan variabel-variabel data yang sangat banyak dan berinteraksi dengan persamaan yang kompleks. Penggunaan data-data primer tentang energi yang rinci dan konsisten, sangatlah diperlukan dalam mendukung pembuatan model exergi untuk kemudian dintreprestasi lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah efisiensi yang harus dilakukan. Tetapi jika data-data tersebut sulit diperoleh maka penggunaan data-data sekunder yang diturunkan dari data-data non energi dapatlah digunakan. Beberapa data yang diperlukan adalah pendapatan daerah, pendapatan sektor industri, jumlah rumah tangga, jumlah angkutan umum, penjualan listrik dari PLN dan data produksi dari sektor pertanian.

Penutup

Hukum Termodinamika yang telah kita pelajari dalam bangku-bangku perkuliahan secara tersirat telah memberikan sebuah konsep yang unik dalam upaya efisiensi energi yang perlu terus kita gali dan kembangkan. Geliat perkembangan di bidang termodinamika dewasa ini terus melaju dan dinamis, termasuk diperkenalkannya konsep emergy (embodied energy) atau energi yang telah disertakan dalam suatu benda oleh H. T Odum dari Environmental Enginering Sciences University of Florida. Yang menurut beberapa pakar dibidang ini lebih baik daripada konsep exergy terutama bila merujuk pada sifat heterogenitas dari sistem. Akan tetapi di Indonesia sangat sedikit sekali bahkan bisa dikatakan tidak ada peneliti yang mengkaji dan menerapkan konsep emergy ini. Sehingga penggunaan konsep exergy di Indonesia masih layak untuk tetap diaplikasikan.

Daftar Pustaka

  • Agus Sugiyono. 2000. Studi Pendahuluan untuk Analisis Energi-Exergi Kota Jakarta. Laporan Teknis. Direktorat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT. Jakarta
  • Migas Indonesia Online. 2003. Analisa Exergy di Dunia Industri. http://www.migas-indonesia.com
  • Sudjito, Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng W. Konsep Dasar Termodinamika. Diktat Termodinamika Dasar Program Semi Que IV FT Jurusan Mesin Universitas Brawijaya.
  • Sinly Evan Putra. 2005. Konservasi dan Diversifikasi Energi, Solusi Mengatasi Krisis Energi dan Pencemaran Udara di Indonesia. Karya Ilmiah. Universitas Lampung (unpublished)
  • Agus Sugiyono dan M.Sidik Boedoyo. Perubahan Pola Penggunaan Energi dan Perencanaan Penyediaan Energi. BPPT. Jakarta.
  • Sophian Bachri. 2005. Energi dalam Air Terjun. Natural/Edisi 11/Th V2/Agustus 2005. Bandar Lampung
  • J.R.E. Kaligis, Samidjo BK, Mieke M. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup (pada Subbab Energi). Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta.

Sudah amankah makanan anda untuk dikonsumsi?

Kategori Kimia Analitis

Oleh Soetrisno

Makanan adalah inti dari kehidupan, akan tetapi kebanyakan orang memberikan sedikit perhatian terhadap peranan kimia analitik dalam memastikan amannya makanan kita untuk dikonsumsi. Ketika isu-isu keamanan makanan muncul ke permukaan, biasanya yang menimbulkan permasalahan adalah seputar residu-residu pestisida − atau bahan-bahan kimia buatan manusia lainnya − dalam makanan kita yang menimbulkan kekhawatiran. Meski demikian toksin-toksin alami, yang dihasilkan oleh berbagai organisme mikrobiologis, sebenarnya merupakan toksin dan karsinogen yang lebih potensial sehingga memberikan ancaman yang lebih besar bagi keamanan bahan makanan.

Yang paling utama diantara toksin-toksin alami ini adalah mikotoksin, metabolit-metabolit sekunder dari fungi berfilamen − yang lebih umum dikenal sebagai cendawan. Toksin-toksin ini bisa menginfeksi produk-produk pertanian baik di lahan, selama pertumbuhan tanaman, maupun di tempat penyimpanan yang tidak memadai. Banyak dari mikotoksin yang sangat stabil dan bisa bertahan hidup dalam material mentah hasil pertanian sampai pada produk jadi di rak-rak supermarket. Demikian juga, keberadaannya dalam pakan hewan bisa menyebabkan masuknya toksin atau metabolit-metabolitnya ke dalam produk-produk hewan yang kemudian dikonsumsi manusia.

Walaupun hampir tidak pernah terjadi di negara-negara maju akibat kewaspadaan otoritas keamanan makanan, morbiditas dan mortalitas manusia akibat keterpaparan mikotoksin cukup banyak di negara-negara berkembang − khususnya di komunitas-komunitas yang berswasembada.

Mikotoksin memiliki struktur kimia yang beragam sehingga efek-efek biologisnya juga beragam. Walaupun ratusan dari toksin ini telah diketahui, namun para peneliti dan otoritas keamanan makanan berfokus pada toksin-toksin yang yang dihasilkan oleh patogen-patogen jamur pada tanaman-tanaman utama − aflatoksin, fumonisins, trikotesena (khususnya eoksinivalenol dan toksin T-2), zearalenon, ochratoksin A dan patulin. Dan banyak negara sekarang ini telah memiliki aturan hukum mengenai ambang maksimum kadar toksin-toksin ini yang dibolehkan dalam makanan.

Salah satu karakteristik kontaminasi mikotoksin adalah tidak tersebar merata pada sebuah produk pertanian. Ini berarti bahwa metode-metode pengambilan sampel khusus diperlukan untuk masing-masing produk dan kombinasi toksin.

Biji-biji jagung yang terinfeksi cendawan bisa memasuki sistem makanan.

Banyak metode analitik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi mikotoksin dalam makanan. Semua metode ini − selain metode penyinaran dengan panjang gelombang dekat-inframerah − memerlukan ekstraksi toksin dari makanan, dengan menggunakan campuran pelarut polar, sebelum analisis. Ekstrak-ekstrak ini, yang masih mengandung banyak senyawa makanan terlarut, bisa dianalisis secara langsung dengan metode ELISA atau dengan berbagai metode screening seperti piranti-piranti alir lateral, tongkat ukur, dan biosensor. Metodologi-metodologi ini semua bergantung pada penggunaan antibodi-antibodi spesifik mikotoksin untuk membedakan mikotoksin dengan komponen-komponen makanan yang ikut terekstrak dan pada umumnya memberikan hasil semi-kuantitatif.

Untuk penentuan mikotoksin yang lebih akurat, ekstrak-ekstrak memerlukan pemurnian. Metode pencucian yang dipilih adalah ekstraksi fase padat, dimana mikotoksin terikat ke sorben, zat-zat pengotor dicuci melalui kolom dan terakhir mikotoksin dikeluarkan. Yang juga populer adalah kolom-kolom multifungsi − sudah terpadu dengan campuran-campuran adsorben seperti alumina dan arang − yang menyerap zat-zat pengotor ketika ekstrak mikotoksin melewatinya.

Setelah pencucian ekstrak, mikotoksin bisa dianalisis dengan kromatografi lapis-tipis, kromatografi gas, atau HPLC. Metode yang terakhir ini dikombinasikan dengan ultraviolet, fluoresensi atau pendeteksian spektrometri massa merupakan teknik analisis yang paling sering digunakan. Penggunaan pendeteksian spektrometri massa gabungan disini bisa menganalisis banyak toksin dikombinasikan dengan bukti penguat dalam eksperimen yang sama. Analisis multitoksin bermanfaat untuk makanan-makanan yang bisa terkontaminasi oleh beberapa mikotoksin berbeda, yang dihasilkan oleh spesies jamur yang sama atau berbeda.

Interpretasi tulisan-tulisan kuno menunjukkan bahwa mikotoksin telah menyebabkan masalah-masalah kesehatan sejak awal masa sejarah. Dan selama kita belum mampu menghambat kapabilitas jamur-jamur penghasil mikotoksin untuk menghasilkan toksin, kita masih akan terus bergantung pada kemajuan-kemajuan dalam kimia analitik untuk memantau toksin-toksin alami yang potensial ini.

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/